Angka Stunting 93 % Balita di Lubuklinggau Sudah Diukur


LUBUKLINGGAU - Media Lapak.com, Upaya percepatan penurunan anak stunting di Indonesia, Pemerintah Daerah diminta untuk melakukan pengukuran ulang dan intervensi serentak ke balita.


Deadline mereka pun tinggal enam hari kedepan. 


Di Lubuklinggau sendiri pengukuran ulang dan intervensi serentak sudah dilaksanakan selama tiga hari, dan saat ini sudah 92,34 persen balita di Lubuklinggau yang sudah diukur ulang dan dilakukan intervensi secara serantak. 


Hal ini terungkap saat pejabat dilingkungan Pemkot Lubuklinggau mengikuti monitoring dan rapat evaluasi pelaksanaan intervensi serentak pencegahan Stunting melalui zoom meting dirmComand Center Pemkot Lubuklinggau lantai 4.(25/04)


Asisten I Setda Kota Lubuklinggau Erwin Armeidi menegaskan pengukuran dan intervensi serentak ini memang menjadi fokus mereka saat ini.


Dan Pemkot secara rutin mengadakan pertemuan dengan Puskesmas, bahkan dilaksanakan di hari Sabtu untuk dimonitor sejauh mana pelaksanaan pengukuran dan intervensi yang dilakukan. 


Tak hanya itu lanjut Erwin, sebagai komitmen Pemkot dalam menurunkan angka stunting, Pj Wali Kota Lubuklinggau Trisko Defriyansa per tiga bulan terus memantau langsung progres angka stunting untuk jadi bahan evaluasi dan laporan ke Mendagri.


“Sebelumnya Kota Lubuklinggau sempat dibawah progresnya. Namun itu disebabkan belum di upload oleh petugas kami. Sudah kami tindaklanjuti, dan alhamdulilah setelah diupload dalam waktu tiga hari progres angka pengukuran dan intervensi kita naik. Pihakya juga sudah tekankan pihak puskesmas, untuk bisa memaksimalkan pengukuran dan intervensi serentak ini agar dalam waktu dekat bisa terlaksana 100 persen sesuai apa yang sudah ditargetkan. Bahkan ada anak yang kita ukur dan kita intervensi secara jemput bola termasuk juga untuk ibu dan balita yang tidak pernah sama sekali ke posyandu. Ini kita lakukan agar pengukuran bisa mencapai 100 persen,” tegasnya.


Pihaknya juga terus mengajak seluruh orang tua untuk tetap membawa bayi dan balitanya ke posyandu terdekat.


Apalagi tegas Erwin, posyandu di Kota Lubuklinggau sudah memiliki antropometri, alat ukur sudah standar.


“Kami juga dibantu oleh Kader PKK melalui program ibu asuh stunting. Posyandu juga memiliki anak asuh yang tugasnya tidak hanya memberikan materi  tetapi membuat program program yang bisa menurunkan anak stunting di Lubuklinggau,” jelasnya. 


Plt Kepala Dinkes Kota Lubuklinggau Herdawan juga membenarkan jika data progres pengukuran dan intervensi serentak saat ini sudah ada dipuskesmas.


Ia mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang sudah mengingatkan untuk pengukuran dan intervensi serentak.


Dan saat ini Kota Lubuklinggau sudah mencapai 92,34%, bahkan progresnya nomor tiga se-Sumsel.


“Insya allah mudah mudahan dalam waktu 6 hari kedepan sudah mencapai 100 persen,” harapnya.


Sementara Stafsus Kementerian PMK menyampaikan dengan pengukuran dan intervensi serentak maka pencegahan stunting bisa dimaksimalkan.


Pemerintah punya data berapa berat badan anak, berapa banyak anak gizi kurang supaya bisa segera diintervensi.


Karena menurutnya tanpa diintervensi percepatan penurunan stunting ini masih belum optimal. Supaya dapat sasaran maka harus dilakukan pengukuran dan intervensi serentak.


Saat ini tegasnya, pemerintah mengejar target minimal 90 persen pengukuran dan intervensi serentak di seluruh Indonesia. 


Untuk mencapai kelayakan dari hasil pengukuran tersebut ditentukan dari 3 aspek, yaitu alat ukur standar yang digunakan, kompetensi kader terlatih, dan jumlah cakupan pengukuran.


“Sesuai dengan komitmen target kita minimum 90 persen balita-balita di daerah-daerah telah mengikuti program pengukuran ini. Sementara waktunya ini sisa 6 hari lagi, tentu ini perlu kerja keras bagaimana supaya dalam bulan Juni target yang ditetapkan bersama ini bisa terpenuhi.


Dari rapat evaluasi kemarin, didapatkan masih terdapat kendala yang dihadapi di lapangan seperti masih dijumpai posyandu di daerah yang belum memiliki alat antropometri terstandar dan terkalibrasi, masih rendahnya jumlah kader yang terlatih dan masih ditemukannya kendala dukungan stakeholder dan peran masyarakat yang belum optimal.


Kendala lainnya dalam proses penginputan data, serta kendala jaringan dan geografis.


Sekretaris Dinkes Provinsi Sumsel, Fery Pahrizal mengapresiasi kerja tim Pemerintah Kota Lubuklinggau secara khusus pihak Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau dalam tiga hari ini pengukuran dan intervensi stunting sudah mencapai 92,34 persen.


Artinya sudah menggerakkan seluruh potensi yang ada serta melibatkan dan kerjasama dengan semua (yogi/adv)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama